Kumpul Keluarga Besar Saat Lebaran Saja? Coba Bikin 4 Acara Ini

Dengan alasan kesibukan, anggota keluarga besar sulit berkumpul. Kalau tak dicari cara, generasi ke bawah bisa tak saling kenal lagi. Padahal, banyak manfaat yang bisa diraih dari hubungan kekerabatan ini.



Selepas Lebaran, yang biasanya menjadi ajang kumpul keluarga setahun sekali, semua kembali tenggelam dalam kesibukan masing-masing, bahkan lost contact sampai tahun berikutnya. Perlu dibuat acara lain, di samping rihlah keluarga besar, yang bisa memberi ruang lebih besar bagi kedekatan fisik dan kedekatan hati.


“Diharapkan kegiatan-kegiatan itu akan membentuk ‘in group feeling’ yang kuat dan solidaritas sosial yang rasional di antara anggota keluarga besar, trah, atau kerabat tersebut,” ujar Drs Soleh Amini Yahman, M.Si,dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solidaritas ini akan mengembangkan kerja sama, tolong menolong, dan kepedulian satu sama lain.

Alternatif Acara Kumpul Keluarga

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, antara lain:



         Arisan
Kegiatan ini sangat populer sebagai acara kumpul keluarga besar dalam masyarakat kita. Selain kocok arisan, acaranya makan-makan dan bincang santai. Sayangnya acara ini belum diikuti oleh seluruh anggota keluarga, biasanya hanya orangtua, bahkan ibu saja yang rajin mengikuti acara ini. Akibatnya, anak-anak tak mengenal keluarga besarnya. Harus dibuat mekanisme kekeluargaan yang bisa mengajak seluruh anggota keluarga untuk ikut.



Arisan yang berkonotasi dengan pengeluaran uang juga kadang memberatkan sebagian anggota keluarga yang kurang mampu. “Kalau memang tidak mampu, ya harus berani terbuka bahwa dirinya belum mampu. Tidak usah minder untuk hal-hal yang tidak terlalu prinsip dalam kehidupan bermuamalah,” saran Soleh, pengasuh tetap program Mentari Berbagi di Radio Mentari FM Surakarta ini. Karenanya dia menyarankan untuk membuat kegiatan lain yang tidak mengharuskan keluar uang.



         Pengajian
Selain bisa berkumpul bersama keluarga, dalam pengajian ada muatan agama yang mengisi jiwa. Lagi-lagi, anak-anak mestinya diikutsertakan. Karena itu tema pengajian sebaiknya yang populer dan menjangkau semua usia, sehingga anak-anak dan remaja tidak merasa bosan. Tentu saja, seperti halnya arisan, pengajian ini sebaiknya rutin diadakan agar kedekatan setiap anggota keluarga bisa terjalin. 



         Menginap
Dulu, menginap di rumah salah satu kerabat adalah hal yang biasa kita lakukan sehingga kita bisa mengenal keluarga kerabat luar dalam. Kebiasaan ini bisa digiatkan kembali, khususnya untuk anak-anak, di akhir pekan. Selain tempatnya diatur bergiliran di antara anggota keluarga, saat menginap buatlah acara-acara yang menarik, seperti nonton bersama, aneka permainan sederhana, menghafal Qur’an bareng, dan sebagainya. Menginap pun jadi sarana melepaskan kepenatan yang menyenangkan.



         Grup di Media Sosial
Manfaatkan teknologi informasi untuk tetap keep in touch dengan keluarga besar, bahkan dengan kerabat yang tinggal di luar negeri. Saat ini amat mudah membuat grup pertemanan—atau persaudaraan—di media sosial melalui berbagai aplikasi. Bahkan ada aplikasi yang bisa memuat anggota grup sampai 1000 orang.



Jangan salah, aplikasi media sosial bukan cuma diperuntukkan bagi anak muda, lho. Para orang tua pun bisa menggunakannya, meskipun tak sepiawai dan se-intens anak muda. Intinya, media sosial bisa menghubungkan antargenerasi dalam keluarga besar.





Menggali Potensi Hubungan Kekerabatan



Setelah hubungan terasa lebih dekat dan komunikasi lebih lancar di antara sesama anggota keluarga besar, galilah beragam potensi bermanfaat yang tersimpan dalam hubungan kekeluargaan tersebut.



>> Potensi Ta’awun

Sedekah atau bantuan lebih utama diberikan kepada keluarga dan kerabat yang membutuhkan. Rasulullah saw menyatakan bahwa bersedekah kepada keluarga dan kerabat akan mendapat dua pahala; pahala sedekah dan pahala silaturahim.



Bila salah satu anggota keluarga ada yang membutuhkan bantuan, anggota keluarga lain bisa bergerak cepat untuk mengumpulkan bantuan yang diperlukan. Di situlah terasa bahwa kita tidak hidup sendirian, masih ada keluarga yang mendukung.



>> Potensi Informasi

Melalui komunikasi langsung atau lewat media, anggota keluarga bisa berbagi informasi yang mungkin diperlukan oleh anggota keluarga lainnya, mulai dari info lowongan kerja, info resep makanan, bahkan info dalam mencari jodoh. Banyak, kan, pernikahan yang terjadi berawal dari perkenalan yang diatur oleh keluarga besar?



>> Potensi Bisnis

Banyak kalangan usaha yang mewanti-wanti riskannya melibatkan keluarga dalam bisnis, karena masalah dalam bisnis bisa merembet kepada masalah keluarga. Namun, tetap saja keluarga bisa bekerja sama untuk menjalankan bisnis bersama, tentu dengan mempertimbangkan kapasitas yang mereka miliki, tidak semata karena kekerabatan. Paling tidak kita mengenal mereka dengan lebih baik ketimbang orang asing yang baru kenal.  



>> Potensi Sosial

Bila keluarga besar rata-rata mampu secara finansial, kenapa tidak membuat sebuah yayasan yang membantu anak yatim dan dhuafa, misalnya. Atau, membentuk yayasan pendidikan karena kebanyakan anggota keluarga adalah pendidik. Dengan begitu keluarga besar akan punya peran dan kontribusi bermanfaat dalam masyarakat.



>> Potensi Akomodasi

Bagi mereka yang senang bepergian atau kerap melakukan perjalanan dinas, keberadaan keluarga di kota atau negeri yang dikunjungi bisa sangat membantu. Selain bisa membantu urusan penginapan, informasi detail seputar daerah tersebut juga bisa diperoleh.



Selain potensi-potensi tersebut, tentu masih banyak potensi kekerabatan lainnya yang bisa dimanfaatkan bersama. Sungguh, itulah berkahnya menjalin tali silaturahim.



Asmawati

Wawancara: Nur Fitriyani



Sumber: Majalah Ummi, Bahasan Utama 4 05-XXVIII Mei 2016



Foto ilustrasi : Google