Ibadah di Akhir Ramadhan yang Jarang Dilakukan Wanita, Tapi yang Ini Bagi Ibu-ibu Pasti Mudah Melakukannya

Menjelang penghujung bulan Ramadhan, boleh saja jika tengah sibuk dengan persiapan hari lebaran. Namun, sudahkah amalan untuk wanita ini dilakukan di 10 hari terakhir bulan Ramadhan kali ini?



“Mengapa aku harus datang bulan? Padahal ini hari-hari terakhir Ramadhan. Hilang deh kesempatanku mendapat banyak pahala.”


“Alhamdulillah, suamiku kerjanya di luar kota. Gak pulang saat Ramadhan, jadinya gak repot harus keramas saat sahur bila suami minta jatah.”

“Aduh, gara-gara bayiku rewel, mau baca Al Qur’an saja gak bisa, apalagi terawih?”

Saat semua berbahagia mendekat pada Allah di malam-malam i’tikaf, seorang ibu hanya bisa sibuk mengurus anak-anaknya yang masih kecil. Di saat semua memperbanyak waktu membaca Al Qur’an, ada seorang ibu yang bahkan tak punya waktu untuk sekadar membuka kitab suci itu karena rewelnya si bayi.

“Banyak kerjaan rumah, belum lagi harus capek siapin sahur jadi kurang tidur, jadi gak bisa khusyu ibadah gara-gara mata mengantuk.”

Banyak kaum muslimah yang mengeluh karena kodratnya menghalangi ibadah pada Allah. Sudah benarkah keluhan itu? Pun masih ada beberapa yang tak menyadari bila banyak cara mudah mendulang pahala yang besar di bulan Ramdhan bagi seorangmuslimah.

Bahkan yang sudah menyadari pun masih merasa sedih saat ibadah sholat dan tadarus terlewatkan di bulan Ramadhan karena kodrat perempuan. Mendapat menstruasi di bulan Ramdahhan akhirnya dijadikan protes pada Allah, padahal itu adalah karunia-Nya atas kesehatan kita. Datangnya menstruasi berarti tubuh kita sedang sehat sebagai seorang perempuan yang memiliki rahim tempat tumbuhnya calon-calon penegak agama Allah.

Mengeluh saat harus repot mandi besar karena melayani kewajiban pada suami. Tak kita sadari bahwa banyak hal yang patut disyukuri, pahala bagi istri yang melayani suami dengan cinta. Pertanda punya suami di saat banyak perempuan yang belum menemukan jodoh. Pertanda punya suami normal di saat banyak suami yang tak mampu ‘bercinta’.

Mengeluh saat tak mampu ibadah karena punya bayi yang rewel. Padahal jihad seorang perempuan itu sangat mudah, tak perlu berdarah-darah di medan perang membela agama Allah apalagi sekadar tadarus dan tarawih, cukup mendahulukan merawat amanah dari Allah dengan kesabaran.

Mengeluh saat harus bersusah payah mengerjakan tugas sebagai pengurus rumahtangga hingga ibadah tak sempurna karena lelah. Padahal Allah lebih tahu sebesar apa niat kita dalam ibadah meski tak sempurna karena lelah.

Banyak dari kita yang hanya menganggap ibadah yang berpahala besar hanyalah sholat dan tadarus yang sempurna. Sudah semestinya kita mulai menyadari bila banyak ibadah lain yang InsyaAllah bisa berpahala lebih besar bagi muslimah.

Menjalankan kewajiban mengasuh anak dan mengurus rumahtangga. Menolong orang lain, dan masih banyak hal lain yang tanpa kita sadari merupakan sebuah ibadah juga. Jangan bersedih wahai kalian para muslimah, tanpa kita sadari kegiatan kita sehari-hari yang dirasa sudah hal lumrah sesungguhnya ada nilai pahala di sana.

Sungguh pahala yang sederajat dengan jihad bagi muslimah yang ikhlas waktunya tersita demi tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu. Sejatinya kewajiban melaksanakan tugas-tugas sebagai seorang istri dan ibu adalah ibadah terbaik bagi tiap muslimah berkeluarga.

Semangat, Muslimah!